Satuan Tugas (Satgas) Pangan dari Kepolisian Republik Indonesia (Polri) telah melakukan monitoring keamanan, mutu, dan penyerapan susu segar di sejumlah wilayah, termasuk Jawa Timur dan Jawa Tengah, khususnya di Boyolali, Blitar, dan Pasuruan. Tindakan ini merespons aksi kontroversial mandi susu dan pembuangan susu oleh peternak sapi perah dan pengepul susu di Boyolali, Jawa Tengah.
Latar Belakang
Aksi protes ini dipicu oleh pembatasan kuota penyerapan susu segar oleh Industri Pengolahan Susu (IPS), yang dinilai menurun. Satgas Pangan Polri, bersama Kementerian Pertanian, melakukan pengecekan terhadap sejumlah IPS yang diduga tidak menyerap susu secara maksimal dengan alasan kualitas di bawah standar.
Temuan dan Kerugian
-
Alasan Penolakan: Beberapa perusahaan IPS menyatakan penolakan berdasarkan klaim kualitas berbeda antara hasil uji laboratorium mereka dan uji laboratorium dari KUD (Koperasi Unit Desa) atau peternak. Perbedaan dalam metodologi pengujian menyebabkan ketidaksesuaian data.
-
Kerugian Peternak: Para peternak mengalami kerugian besar karena susu yang tidak diserap oleh IPS akan rusak dalam waktu singkat.
-
SOP dan Komitmen: Peternak/KUD diimbau untuk terus menjaga kualitas sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan, meskipun seringkali pengiriman susu ditolak atau kuotanya dikurangi.
Pengawasan dan Penegakan
Penyidik dari Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, seperti Kombes Piter Yanottama, melakukan pengawasan. Mereka menekankan agar IPS tetap mematuhi nota kerja sama dalam menyerap susu segar yang lolos uji laboratorium.
Contoh Lokasi Pengawasan
Satu contoh kegiatan pengawasan dilakukan di PT Indolakto di Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Perusahaan ini menerima sumber susu dari berbagai pihak, termasuk koperasi, pengepul, dan peternakan pribadi.
Aspek Penilaian Kualitas Susu
-
Penyerapan Melalui PO: Penyerapan susu berdasarkan sistem Pre Order (PO) sesuai kebutuhan produksi.
-
Harga dan Kualitas: Harga dasar susu ditetapkan berdasarkan kualitas, dengan bonus untuk susu berkualitas baik dan penalti untuk kualitas rendah.
-
Parameter Pengujian: Meliputi organoleptik, uji fisika, suhu penerimaan, berat jenis, titik beku, uji alkohol, uji mendidih, uji kimia, dan cek mikroba.
Meskipun terdapat penolakan sebelumnya terkait kualitas susu, hasil monitoring menunjukkan bahwa PT Indolakto di Purwosari memenuhi standar mutu dan keamanan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI).